Wednesday, March 21, 2012

Remaja Blogging


Semua berawal dari futurolog Alvin Toffler yang sekian dekade lalu memprediksi bahwa suatu ketika dunia menjadi terasa begitu sempit, batas ruang dan waktu menjadi nisbi. Bahkan dikatakan bahwa umat manusia bisa dikatakan hanya tinggal dalam satu ‘kampung dunia’.

Kini gejala-gejala itu sudah mulai kita rasakan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Pelajar dan sekaligus remaja adalah user paling aktif dalam memanfaatkan perkembangan dunia silikon ini. Seringkali para guru sebagai generasi tua justru merasa terkalahkan mindset teknologinya dengan komentar mereka “Gadget yang dimiliki murid-murid saya jauh lebih canggih dari yang saya miliki’. Bahkan orang tua cenderung mengalah untuk membelikan gadget yang lebih canggih bagi anaknya daripada miliknya sendiri.
(Tristiana Galuh (juara I), Pandu Rijal Pasha (juara III), Karina Maghvira (Juara Harapan I), Rahmi Novita (Juara Harapan II))

Fenomena lompatan kuantum teknologi informasi dan komunikasi bagi remaja ini harus disikapi dengan teknologi pula, agar anak-anak bisa ‘ngeli’ tanpa harus ‘keli’ (mengalir tanpa berarti hanyut). Blog adalah... (click Permalink to continue....)

Tuesday, March 20, 2012

Pupuk Otak Kanan Dengan Empati Dan Rasa Sayang


Seorang guru yang mengajar berhitung untuk kelas 3 SD, Masuk kelas dengan malas. ”Anak-anak, sekarang kita belajar berhitung,” kata guru. ”Jumlahkan bilangan : 1+2+3+4+5+6+7+…. dan seterusnya sampai terakhir tambah 2000 !” perintah guru. Guru tersebut berfikir bahwa anak-anak tidak akan mempu menyelesaikan tugas tersebut, yaitu menjumlahkan bilangan dari 1 sampai 2000 dalam waktu 2 jam – bahkan jika pakai kalkulator sekalipun. Sehingga guru tersebut dapat duduk-duduk santai saja.

Tetapi tidak. Hanya dalam waktu sekitar 1 menit, seorang murid mengacungkan tangan dan berkata ”Saya bisa, saya sudah selesai”. Guru tersebut kaget, ”Mana mungkin,” pikirnya. Tetapi murid tersebut memang bisa, dan benar. Ia mengatakan jawaban dari soal itu adalah 2.001.000. Bagaimana caranya?

Murid itu mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat karena menggunakan otak kanan dan otak kiri secara harmonis. Otak kiri berpikir dengan cara urut, bagian perbagian, dan logis. Sementara otak kanan.... (click Permalink to continue....)

Agnotisme

Seorang murid dari ujung barat pulau Jawa berkirim email
Pak, sepertinya buku bertrand russel juga akan memberikan seuatu kepadaku, aku sedang dilanda kebingungan dengan keyakinanku sendiri,apakah dosa itu ada, apakah tuhan itu kejam?
sekian dulu email dariku, aku berharap bapak tetap menjadi hegelku,,,my lovely hegel, dan tetaplah memberiku inspirasi....
your boy,

Secara umum, seseorang yang berkeyakinan agama tertentu (atau setidaknya menganut paham mistisisme) mempercayai tiga hal. Yakni percaya pada Tuhan (atau sejenis kekuatan ‘supra’ lainnya), percaya pada utusan Tuhan bagi manusia di bumi, dan percaya pada kehidupan keabadian setelah kematian (immortality). Percaya pada hari pembalasan menjadi modus bagi kaum beragama untuk mengabarkan tentang kebaikan. Karena perbuatan jahat di muka bumi akan membuahkan hukuman dan siksa di ‘hari kemudian’ demikian pula sebaliknya. Perbuatan baik yang dilakukan di bumi semata-mata untuk tabungan kebaikan di kehidupan berikutnya.
Maka, pertanyaan seorang murid yang tangah dan tak henti-hentinya berkontemplasi dengan kehidupan, tentang siksa neraka menjadi menarik untuk dielaborasi.
Iman dan kepercayaan
Seseorang yang membutuhkan agama untuk mencapai tujuan-tujuannya sendiri adalah orang yang takut. Kepercayaan adalah kejahatan karena ia berarti menambahkan lebih banyak arti pada bukti melebihi yang diperlukan. Kita seringkali menggunakan kepercayaan pada hal-hal yang meragukan, belum pasti kebenarannya, atau paling tidak masih debatable statusnya. Kita tidak pernah membicarakan kepercayaan pada tabel perkalian, misalnya. Maka, Iman adalah kejahatan, karena ia berarti memercayai dalil ketika tidak ada alasan yang sahih untuk mempercayainya (Bertrand Russel, dalam : “Bertuhan tanpa Agama”).
Russel adalah seorang agnosis. Dia menunda ....(click Permalink to continue....)

Tarekat Cinta


Tarekat (thoriqoh) adalah jalan. Dalam pengertian pendalaman keagamaan, tarekat adalah sebuah jalan yang ditempuh seseorang untuk bisa mencapai pemahaman yang memadai dan mendalam tentang hakikat Allah (ma’rifatullah).
Tahapan untuk mencapai ma’rifatullah, seseorang memulai dengan mengamalkan syariat Islam (hukum-hukum fiqih). Ketika seseorang mampu memahami makna dan hikmah-hikmah yang terkandung di setiap ajaran-ajaran syariat yang diamalkannya, maka dia berada dalam fase hakekat (kesejatian). Nah, mulai dari titik sebagai muslim sejati (hakekat) inilah seseorang bisa melanjutkan perjalanan spiritualnya melalui jalan tarekat untuk mencapai ma’rifatullah. Jalan semacam ini dipilih oleh orang-orang yang menempuh hidup bersih dan suci (Sufi; asal katanya shofa : bersih).
Alkisah, adalah seorang sufi bernama Hasan Bashri (642-737 M) yang bersahabat dengan Robiah Al Adawiyah (sufi perempuan). Hasan Bashri menunjukkan kemampuannya kepada Robiah atas izin Allah bisa berjalan di atas air menyeberangi sungai. Setibanya di seberang sungai, ia terperanjat mendapati Robiah yang sudah sampai terlebih dahulu. Ia bertanya bagaimana Robiah melakukannya. Robiah Al Adawiyah menjelaskan bahwa atas izin Allah dia bisa berjalan di atas angin. Bagaimana Rabiah bisa mendapatkan hal itu? Hasan Bashri penasaran. Robiah menjawab : Dengan cinta!
Robiah Al Adawiyah adalah seorang sufi yang kontroversial. Dia pernah mengajukan pertanyaan kepada Hasan Bashri (dan tertuju kepada seluruh manusia) sebuah pertanyaan krusial : “Apakah engkau menyembah dan mengabdi kepada Allah karena mengharapkan Syurga dan takut neraka?”, lanjutnya : “ Jika Surga dan Neraka tak pernah ada ...(click Permalink to continue....)

Metamorfosa Nikmat Tuhan

(untuk ebi dan fenomena roery-nya)

Kita berdoa kepada Tuhan meminta bunga,. Tapi diberi-Nya kaktus berduri. Kita meminta kupu-kupu, tapi diberi-Nya ulat berbulu. Kita sedih....
Namun tiba-tiba....kaktus itu berbunga yang indah warnanya. Ulat itu berubah menjadi kupu-kupu cantik sekali....
Begitulah kasih sayang Tuhan kepada kita. Kadang yang kita anggap baik untuk kita, tak selamanya hal itu baik untuk kita, demikian pula sebaliknya.
Karena Tuhan tidak selalu menjawab doa kita dengan ”YA”, melainkan selalu dengan ”YANG TERBAIK”.






”Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? ”(q.s Ar-Rahman: 18)

Hidup Bukanlah Beban

Seorang Ade Ray.
Dengan tekun dan kontinyu telah melakukan latihan beban untuk
membentuk otot-otot tubuhnya agar menjadi indah dan proporsional. Beban-beban itu bisa saja berupa barbel beberapa alat lain yang aku kurang paham namanya. Ya, sebut saja barbel.

Kawan,...
Durasi hidup kita di dunia ini makin hari makin bertambah. Otot-otot dan otak kita, semakin menampakkan hasil atas pengelolaan kita dalam durasi yang telah kita lewati, sehingga ada yg berbadan gempal, gendut, kurus, dll.. dan dalam hal itu otot dan otak kita pun semakin terbatas kemampuannya, kelelahan semakin mudah singgah,
kelincahannya semakin menurun..
Kita musti mengurangi porsi bebannya..
dan kita tambah porsi beban untuk jiwa...Beban hidup adalah beban jiwa, yang menggayuti kita.. dan terkadang
bahkan membuat kita menjadi menderita, tersiksa, ataupun merasa
betapa hidup ini melelahkan.. .
Mungkin hal itu disebabkan karena kita tidak sanggup meletakkan beban itu.

Untuk itu kita ambil Ade Ray sebagai cermin... untuk Binajiwa.
Pelajaran jiwa tak ada habisnya, pada sebagaian besar umat beragama, kitab
suci dijadikan kurikulumnya. ..
Pada kesempatan ini, dengan kurikulum yang tentunya sedikit banyak
sudah kita baca dan mengerti, kita melatih jiwa kita dengan beban hidup sebagai barbelnya..


Jadi dalam hal ini beban hidup hanyalah salah satu alat yang dianugerahkan bagi kita manusia, bukan sebagai sebenar-benarnya beban yang harus kita pikul...
Melainkan hanya sebagai barbel, yang bila mana kita sikapi dengan
benar, kita angkat maupun kita taruh sesuai dengan proposinya niscaya akan terbentuk satu jiwa dengan segala kekuatan dan keindahannya. Semakin pas kita gunakan alat-alat ini, niscaya semakin indah jiwa yang akan terbentuk... -padahal bentuk keindahan jiwa inilah yg membuat kita bahagia-...
Semakin indah bentuk jiwa kita semakin bahagia pula hidup kita.. dan kita yakini pula bahwa Tuhan tidak pernah memberi barbel yang keliru... Tuhan selalu memberikan Barbel yag pas buat kita..
Kadang saja manusia terlalu bersemangat mengangkatnya sehingga hasilnya bukan jiwa yang indah malah sebaliknya jiwa ini menjadi sakit. Dan bahkan banyak diantaranya yang tidak pernah meninggalkan barbel itu..
Akan lebih bijak jika kita angkat dan kita letakkan beban hidup ini sesuai dengan proposinya...Sehingga akan terbentuk jiwa yang kuat, sehat, dan indah, dengan latihan yang tekun dan terus menerus... dan sekali kali jangan
pernah mau menderita dengan beban itu... Tuhan nggak suka melihat
penderitaan....



(untuk sahabat yang berkontemplasi di lautan....)