Wednesday, March 21, 2012

Remaja Blogging


Semua berawal dari futurolog Alvin Toffler yang sekian dekade lalu memprediksi bahwa suatu ketika dunia menjadi terasa begitu sempit, batas ruang dan waktu menjadi nisbi. Bahkan dikatakan bahwa umat manusia bisa dikatakan hanya tinggal dalam satu ‘kampung dunia’.

Kini gejala-gejala itu sudah mulai kita rasakan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Pelajar dan sekaligus remaja adalah user paling aktif dalam memanfaatkan perkembangan dunia silikon ini. Seringkali para guru sebagai generasi tua justru merasa terkalahkan mindset teknologinya dengan komentar mereka “Gadget yang dimiliki murid-murid saya jauh lebih canggih dari yang saya miliki’. Bahkan orang tua cenderung mengalah untuk membelikan gadget yang lebih canggih bagi anaknya daripada miliknya sendiri.
(Tristiana Galuh (juara I), Pandu Rijal Pasha (juara III), Karina Maghvira (Juara Harapan I), Rahmi Novita (Juara Harapan II))

Fenomena lompatan kuantum teknologi informasi dan komunikasi bagi remaja ini harus disikapi dengan teknologi pula, agar anak-anak bisa ‘ngeli’ tanpa harus ‘keli’ (mengalir tanpa berarti hanyut). Blog adalah... (click Permalink to continue....)
salah satunya. Blog adalah salah satu produk IT yang strategis menjadi alternatif bagi kawula muda menyampaikan isi hatinya.

Blog adalah perkembangan versi berikutnya dari website. Bahkan dikatakan bahwa blog adalah website generasi kedua (www2). Maksudnya, blog adalah website yang bersifat dinamis, dimana kontennya bisa update setiap saat. Sifatnya yang dinamis inilah cocok bagi psikologis remaja yang selalu bergairah dengan perubahan. Blog bisa menjadi jawaban bagi remaja untuk eksis di dunia maya. Kita tahu, psikologi perkembangan remaja berada pada taraf eksistensi yang intens dan massiv. Fenomena alay adalah salah satunya. Nah, blog bisa mewadahi hingga setingkat alay, sekalipun. Tak ada masalah jika suatu blog berisi postingan sebagaimana cara anak alay menyampaikan isi hatinya.

Beberapa remaja bahkan mengalami perkembangan yang matang melalui kegiatan ‘ngeblog’ ini. Wacana serius mereka ungkapkan dalam blog yang mereka buat. Mulai dari fenomena masyarakat marjinal, keistimewaan Jogja, posisi konsumen yang lemah di mata produsen, hingga hobi serius pemrograman komputer dan internet. Ini sebagian blog siswa-siswi MAN Yogyakarta 1 yang berhasil memborong juara di even lomba blog milad UAD Yogyakarta ke 51. Masih banyak blog siswa lain yang eksis dan dewasa mengangkat fenomena-fenomena dunia dalam kaca mata remaja. Banyak sisi positifnya kok ngeblog bagi remaja. Bahkan idola remaja saat ini yang tenar dengan bukunya ‘Kambing Jantan’ lahir dari aktivitasnya menulis blog. Jadi, kalau anak sekarang ga ngeblog, ga gaul deh....

1 komentar:

Pandu Rijal Pasa said...

Tulisannya di post di sini to pak, haha